Penggunaan Should – Dalam tata Bahasa Inggris, “Should” merupakan kata Modal. Kata Modal memberikan arti khusus dalam kata kerja, dan “Should” selalu diikuti dengan bentuk Bare Infinitive dari karta kerja. Dengan kata lain, infinitife tanpa “to”. Misalnya, Anda salah jika mengatakan “I should to learn English”. Tetapi yang benar adalah “I should learn English”.
Penggunaan Should dalam Kalimat Bahasa Inggris
Kita menggunakan “Should” untuk mengekspresikan beberapa hal yang berbeda.
- Kita menggunakan “Should” ketika kita ingin mengatakan atau bertanya manakah yang paling baik untuk dilakukan. Ini adalah cara untuk meminta atau memberi saran yang baik. Dalam pengertian ini, kita juga bisa menggunakan “ought to” daripada “should”. Perbedaannya adalah “ought to” lebih kuat dalam memberi pengertiannya—jadi berhati-hatilah menggunakannya.
Sebagai contoh:
- You should drive more slowly in this freezing weather—sebagai catatan, jika Anda mengatakan “You ought to drive more slowly…”, kedengatannya jauh lebih dipaksakan, dan bisa menyinggung perasaan orang yang Anda tujukan.
- “Do you think I should invite them to my party?” “Yes, I think you should.”
- This television never works as it should. Look at the picture , it’s terrible!—sebagai catatan, dalam kalimat “never works as it should” memiliki pengertian tidak pernah berjalan seoerti seharusnya telebisi itu dirancang.
- Kita menggunakan “Should” untuk mengekspresikan harapan, atau untuk mengatakan bahwa sesuatu mungkin akan terjadi. Terkadang kita menggunakan “Ought to” daripada “Should” dengan pengertian seperti ini, namun tak terlalu sering. Sekali lagi, “ought to” lebih kuat dalam memberi pengertiannya.
Sebagai contoh:
- My father should be here by now. Artinya si ayah biasanya tiba pada saat ini—sebagai catatan, jika si pembicara mengatakan “My father ought to be here by now…” maka kedengarannya seperti si pembicara mungkin sedikit kesal karena si ayah belum datang juga.
- You should find this restaurant very easily with this map
- “Can you please finish this work by the end of the day?” “Yes, that shouldn’t be a problem.”—sebagai catatan, ini artinya si pembicara tidak berharap bahwa hal itu akan menjadi masalah.
- Kita terkadang menggunakan “Should” setelah mengapa kita menanyakan alasan atas sesuatu.
Sebagai contoh:
- Why should anyone want to be so cruel to an animal?—sebagai catatan, kalimat ini mengungkapkan kejutan dan kemarahan
- Why shouldn’t they go on holiday if they want to do so?
- “Will you do me a favour?” “Why should I? You never do anything for me!—sebagai catatan, jenis kalimat ini bisa digunakan dalam berargumen.
“Should” bisa juga menjadi conditional statements. Conditional statements adalah kalimat yang mengungkapkan sebab dan akibat. Ada empat jenis conditional: zero conditional, first conditional, second conditional, dan third conditional. Berikut ini penjelasan singkat tentang keempat conditional tersebut. Kemudian mari kita lihat bagaimana kata modal “should” digunakan dalam conditional statements.
Keempat conditional memiliki empat jenis sebab dan akibat berbeda. Zero conditional memiliki fungsi untuk menjelaskan sebab dan akibat sesuai dengan kenyataan dan hal yang sungguh-sungguh terjadi. Misalnya, When the temperature drops below 0 Centigrade, water freezes. First conditional memiliki fungsi untuk menjelaskan prediksi sebab dan akibat di masa depan. misalnya, If it’s sunny tomorrow, we’ll go to the beach. Second conditional biasanya menyebutkan penyebab dan dampak yang mungkin dalam teori tetapi itu tidak mungkin. Misalnya, If I magically grew wings, I would be able to fly. Karena secara teori sihir itu ada, hal ini mungkin terjadi. Hanya saja dampaknya tak mungkin terjadi. Third conditional berfungsi menjelaskan penyebab dan efek yang mungkin terjadi di masa lalu, tetapi kenyataannya tidak terjadi. Misalnya, If Christopher Columbus had not sailed to America, someone else eventually would have.
Sekarang mari kita lihat bagimana “should” digunakan dalam conditional statements.
“Should” digunakan untuk menyatakan pendapat atas tindakan yang terbaik. Saat menjelaskan sebab dan akibat, juga digunakan untuk menunjukkan bahwa salah satu penyebab sangat mungkin terjadi di masa depan, atau sangat mungkin terjadi di masa lalu.
- Contoh First conditional: If it continues to rain this hard for another hour, it should start flooding. Start preparing for the flood right now
- Contoh Third conditional: If you were going to the football game yesterday, you should have invited me to go with you. You should have known I had the day off, because I emailed you to tell you I was free.
Sebagai informasi, “Should” tidak bisa digunakan dalam zero contitional. “Should” juga tidak umum digunakan dalam second conditional, karena berfungsi untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin. Jika situasinya tidak memungkinkan, ada sedikit alasan untuk memberikan saran tindakan yang terbaik kepada seseorang.